Selasa, 14 Februari 2012

Arti Seorang Ibu Untukku


Arti Seorang Ibu Untukku


Sunyi syahdunya desiran angin sang malam
Bagaikan berdikari bersama asterisme celestial sphere
                        Melejit hasratku dalam pancaran keletihan
                        Yang bersembunyi dibalik supernova ruang angkasa
Aku terbangun tuk menyibak kembali semua kisahmu
Semua Perjuangan tulusmu untukku
                        Tetesan ribuan rindu bersama derai air mata telah meyatu dalam aura jiwaku
                        Membangkitkan imagiku……………………………
untuk manyanyikan sebuah lagu untukmu
untuk menulis sajak –sajak terindah hanya untukmu         
untuk melukiskan warna dunia hanya untukmu                
                                                lembutnya suaramu bersama waktu
                                                terus terbisikkan dalam setiap nafasku
                                                menggeleparkan sayapku untuk terbang menemuimu
                                                menemui engkau wahai ibuku tersayang……………..
wahai Ibuku yang takkan pernah tergantikan…………..
Di ujung penantian yang kosong kuharapkan
Akan indahya cahaya wajahmu menerpaku
kunanti kehangatanmu menyentuh kalbuku
Jiwaku begitu gersang tanpa kasih sayangmu
Hidupku terasa lepuh dalam keputusasaan tanpa doamu
                                                Hadirlah dalam setiap mimpiku
                                                Berilah aku satu kecupan manismu
                                                Taburkanlah bunga-bunga eidelweis dalam istana purnamaku
wahai ibuku yang berhati mulia……………………
dalam setiap munajatku memohon pada yang Kuasa
agar lautan deritanya tergantikan kelak
dengan surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai Alkautsar
                                                wahai ibuku yang jauh disana…………..
                                                walau titik kelabu mengalir dalam aliran darahku
                                                walau kilaunya mentari tak kurasakan lagi
                                                walau masaku  telah Merangkul setiap jasadku
                                                dalam suatu kata akhir kehidupan
                                                menerawang Hasrat membias sisa angan untukku
                                                Dibalik tabir kerinduan yang tak bertepi
Pintaku untukmu ibuku………………………
Agar aku dapat memelukmu seluas samudera
Karena engkau sangat berarti untukku
Untuk setiap langkahku dan cita-citaku
                                                wahai Ibuku……………………….
                                                Engkaulah perisai hidupku selamanya

                                   
                                                                                                            Yuli KELANA   09


»»  READMORE...

Senin, 09 Januari 2012

Yang Tidak Bisa Diucapkan Ayah

  Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya.. akan sering merasa kangen sekali dengan Bundanya.
Lalu bagaimana dengan Ayah?
Mungkin karena Bunda lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata Ayah-lah yang mengingatkan Bunda untuk menelponmu?
Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Bunda-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Ayah bekerja dan dengan wajah lelah Ayah selalu menanyakan pada Bunda tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?
Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil.. Ayah biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda. Dan setelah Ayah mengganggapmu bisa, Ayah akan melepaskan roda bantu di sepedamu...
Kemudian Bunda bilang : "Jangan dulu Ayah, jangan dilepas dulu roda bantunya"
Bunda takut putri manisnya terjatuh lalu terluka....
Tapi sadarkah kamu?
Bahwa Ayah dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.
Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Bunda menatapmu iba. Tetapi Ayah akan mengatakan dengan tegas : "Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang"
Tahukah kamu, Ayah melakukan itu karena Ayah tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?
Saat kamu sakit pilek, Ayah yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata : "Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!".
Berbeda dengan Bunda yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut. Ketahuilah, saat itu Ayah benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.
Ketika kamu sudah beranjak remaja.... Kamu mulai menuntut pada Ayah untuk dapat izin keluar malam, dan Ayah bersikap tegas dan mengatakan:
"Tidak boleh!"
Tahukah kamu, bahwa Ayah melakukan itu untuk menjagamu? Karena bagi Ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa berharga..
Setelah itu kamu marah pada Ayah, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu... Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Bunda....
Tahukah kamu, bahwa saat itu Ayah memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya, bahwa Ayah sangat ingin mengikuti keinginanmu, tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?
Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Ayah akan memasang wajah paling cool sedunia.... :')
Ayah sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..
Sadarkah kamu, kalau hati Ayah merasa cemburu?
Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Ayah melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.
Maka yang dilakukan Ayah adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir...dan setelah perasaan khawatir itu berlarut- larut... ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Ayah akan mengeras dan Ayah memarahimu.. .
Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Ayah akan segera datang? "Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Ayah"
Setelah lulus SMA, Ayah akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur.
Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Ayah itu semata - mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti...
Tapi toh Ayah tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Ayah
Ketika kamu menjadi gadis dewasa.... dan kamu harus pergi kuliah dikota lain... Ayah harus melepasmu di bandara.
Tahukah kamu bahwa badan Ayah terasa kaku untuk memelukmu?
Ayah hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .
Padahal Ayah ingin sekali menangis seperti Bunda dan memelukmu erat-erat.
Yang Ayah lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata "Jaga dirimu baik-baik ya sayang".
Ayah melakukan itu semua agar kamu KUAT...kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.
Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Ayah.
Ayah pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.
Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Ayah tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan...
Kata-kata yang keluar dari mulut Ayah adalah : "Tidak.... Tidak bisa!"
Padahal dalam batin Ayah, Ia sangat ingin mengatakan "Iya sayang, nanti Ayah belikan untukmu".
Tahukah kamu bahwa pada saat itu Ayah merasa gagal membuat anaknya tersenyum?
Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.
Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.
Ayah akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat "putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang"
Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Ayah untuk mengambilmu darinya.
Ayah akan sangat berhati-hati memberikan izin..
Karena Ayah tahu.....
Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.
Dan akhirnya.... Saat Ayah melihatmu duduk di Panggung Pelaminan
bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Ayah
pun tersenyum bahagia....
Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Ayah pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?
Ayah menangis karena ayah sangat berbahagia, kemudian Ayah berdoa.... Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Ayah berkata: "Ya Tuhan tugasku telah selesai dengan baik.... Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik.... Bahagiakanlah ia bersama suaminya..."
Setelah itu Ayah hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk...
Dengan rambut yang telah dan semakin memutih.... Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya....
Ayah telah menyelesaikan tugasnya....
Ayah, Papa, Bapak, atau Abah kita... Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat... Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis...
Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .
Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa "KAMU BISA" dalam segala hal..
Yup, banyak hal yang mungkin tidak bisa dikatakan Ayah / Bapak / Abi / Papa / Papi kita... tapi setidaknya kini kita mengerti apa yang tersembunyi dibalik hatinya :)














By: author unknown
»»  READMORE...

Rabu, 21 Desember 2011

Pesan Seorang Ibu

     “Dulu, ketika aku menikah, tidak pernah berpikir punya anak seperti apa, gimana jaganya, biayainya sekolah hingga lulus kuliah nanti… tapi kujalankan saja…

Ketika melahirkan dirinya, hampir diriku menyerah, tapi demi melihatnya lahir ke dunia ini, tumbuh besar dan menjadi anak yang berguna, aku terus berjuang, walaupun harus berkorban diri ini demi kehadiran dirinya di dunia ini…

Dia telah lahir ke dunia ini, pertama kali melihatnya, ada perasaan bergejolak di diriku, aku terharu dan bangga sekali bisa membawanya ke dunia ini, aku berjanji, apapun yang terjadi, gimanapun susahnya hidup ini, anak ini harus kubesarkan dengan kedua tanganku…

Tidak mudah untuk membesarkan dirinya, dia bandel sekali ketika kecil, suka bermain lupa waktu, berteman dengan anak-anak nakal, tidak mau makan, susah disuruh mandi, susah dibujuk tidur waktu malam hari, kadang dia marah dan bentak padaku, kadang dia mengejekku, kadang juga dia menghinaku…

Ketika besar, dia merasa diriku terlalu membatasi dirinya, ini tidak boleh, itu tidak boleh, dia juga merasa aku terlalu kolot, ketinggalan jaman, tidak mengerti apa maunya, tidak setuju terhadap setiap kelakuannya…

Kadang sakit hati sekali diriku ini, tapi ingat ketika pertama kali menggendongnya, ketika melahirkannya, semua sakit ini hilang seketika… dia adalah anakku, anak kesayanganku…

Aku telah berjanji akan membesar dirinya, apapun yang terjadi, rintangan apapun yang kuhadapi, karena dia anakku… Harapanku besar kelak dia bisa menjadi anak yang berguna… Aku cinta padamu, anakku…

Karena kau lah, yang memberikan kekuatan pada diriku, membuatku mau bekerja keras pagi-siang-sore-malam, tidak takut akan sakit, derita.. Karena kehadiran dirimu lah membuat diriku ada artinya, bisa membesarkan dirimu dan mendengarkanmu memanggilku IBU, sungguh senang rasanya hati ini…

Aku tidak berharap banyak, hanya suatu saat, ketika dirimu sudah besar, kamu dapat menjadi anak yang baik, bisa hidup yang enak. Ibu mungkin sudah tua, tidak bisa hidup lama lagi, badanku ini sekarat, kerutan muka sudah banyak, perjalananku tidak lama lagi.

Anakku, jika kamu bekerja keras, tidak perlu sampai memberikan rumah yang bagus, uang yang banyak, semuanya itu untuk dirimu saja. Ibu hanya berharap kamu mau menyisihkan sedikit waktumu untuk menemani masa-masa tua ibu, bisa disamping ibu dan ngobrol dengan ibu, itu sudah lebih dari cukup…

Ibu Bangga denganmu, nak, mungkin tidak pernah terucap lewat kata, tapi ini ibu rasakan dari lubuk hati yang dalam… Maafkan jika selama ini ibu pernah marah denganmu, memukulimu, melarangmu ini itu, semua ini demi kebaikanmu, nak…

Ibu Cinta padamu… dari dulu, sekarang, dan selamanya…”
 
**Catatan lepas tak bersumber.
»»  READMORE...

Sabtu, 17 Desember 2011

Menjemput Senja

  Peralihan waktu dari malam, menjadi pagi, pagi beranjak siang dan siang pun akan menjumpai senja sebelum kembali kepada awalnya adalah ibarat perjalanan hidup manusia.
Aku lebih suka memulainya dengan malam karena dalam agamaku banyak kejadian besar itu terjadi di malam hari, sebut saja Isra’ Mi’raj, Hijrah nabi Saw, Lailatul Qadar dan kejadian-kejadian lainnya, sesungguhnya malam lah awal dari sebuah perjalanan menurutku.
Ini ibarat sebuah siklus kehidupan yang kita jalani, dari hanya air mani menjadi janin kemudian seiring waktu kita menjadi bayi yang lahir sempurna ke dunia dengan perbedaan alam dan setelah itu kita menjalani masa pertumbuhan usia balita, anak-anak kemudian masa remaja beranjak menuju dewasa dan akhirnya masa tua, masa tua adalah masa kita kembali kepada anak-anak, pola tingkah kita menjadi tingkah anak kecil bahkan jika sudah semakin tua tak heran kita kembali kemasa balita, tidak bisa mandiri tentu membutuhkan bantuan orang lain, tidak bisa mandi sendiri karena sendi sudah tak kuat lagi, dan banyak hal lainnya yang tak mampu kita lakukan karena kita telah renta, kembali kepada awalnya yangmana kita membutuhkan orang lain.
     Tapi, kali ini aku tak ingin bercerita tentang malam itu kemudian pagi dan siang, aku ingin mengejar senja saat ini, karena aku akan branjak kesana, panas teriknya matahari ibarat hidup yang telah kujalani, perjalanan dari satu terminal ke terminal lainnya bukan hal mudah bagiku, ada sisi gelap dimana aku harus meminta lentera dari keluarga dan teman-temanku, ada sisi hujan yang mana aku harus mencari tempat berteduh karena ku tak mampu membeli payung, namun ada sisi dimana aku dapat berbagi sesama, satu episode kehidupan dan episode yang lainnya telah kujalani, hingga kini dan sebentar lagi aku akan bertemu dengan senja.
    Panasnya terik matahari itu adalah syarat utama untuk bertemu dengan senja, pahit getirnya kehidupan yang telah kujalani, menjadikanku tumbuh dalam episode yang hampir tak berarah, tidak mungkin kita akan menemui senja jika kita tak mau menerima panasnya matahari disianghari, atau derasnya hujan mengikuti aturan tuhan dan sunnah alam, tidak ada di dunia ini manusia yang datang dengan sebuah kesuksesan atau sebuah kegagalan tanpa melalui proses yang ada, dan tahapan proses tersebut kembali tak ubah seperti masa yang kita jalani sehari semalam. Episodeku ini adalah episode yang menentukan bagaimana aku harus menghadapi malam hari nanti, episodeku kali ini adalah suatu yang harus benar-benar kujalani demi sebuah senja yang indah dipandang, aku ingin mendapatkan senja dengan omega merah di ufuk barat langit biru, membentuk sebuah pemandangan yang menakjubkan mata dan itu harus kulalui dengan teriknya matahari, mustahil aku akan mendapatkan senja yang indah jika harus memilih mendung untuk menemaniku dalam episode ini.
    Ya…akhirnya aku tiba pada masa itu, masa yang telah kutunggu dari malam menjelang pagi hingga siang dan saat ini aku hampir tiba masa untuk menjemput senja, aku tak sabar menjemput senja yang begitu menawan, walau diriku belum terlalu siap, namun aku akan bertemu dengannya, aku harus menjemput senja, jika aku telat sedikit saja maka selamanya aku tak akan pernah menemukan senja itu, iya pergi, berlalu begitu saja tanpa bisa kembali lagi, sperti umur yang semakin bertambah dan tak dapat kita kembalikan, aku benar-benar ingin segera menjemput senja, karena semua proses telah kujalani, walau tak sempurna seperti yang kuharapkan namun aku menjalaninya sesuai proses yang ada, tak lama lagi pertemuan yang kunanti akan berakhir dengan sebuah senja yang indah, iya… aku akan menjemput senja dan senja itu kunamakan Taqiyya.
Ufuk barat yang memerah dengan pesona matahari yang akan beranjak meninggalkan peredarannya, matahari yang selalu melaksanakan titah tuhannya, matahari yang telah menyinari alam ini turut membantuku dalam meraih senja itu, tanpa matahari mungkin aku tak akan pernah dapat menjemputnya…
Selamat datang senja, semoga rona merah dan warna jingga di permadani langit biru menemani salah satu perjalanan hidupku. Amin

 


Menjemput senja dan senja itu kunamakan Taqiyya

01.22
Dini hari, kampung 10
Untuk mu Ghaitsa Taqiyya
»»  READMORE...

Kamis, 15 Desember 2011

Mangkuk yang Cantik, Madu dan Sehelai Rambut


Rasulullah SAW, dengan sahabat-sahabatnya Abakar  r.a.,  Umar r.a., Utsman r.a., dan 'Ali r.a., bertamu ke rumah Ali r.a.  Di rumah Ali r.a. istrinya Sayidatina Fathimah r.ha. putri Rasulullah  SAW menghidangkan untuk mereka madu yang diletakkan di dalam sebuah  mangkuk yang cantik, dan ketika semangkuk madu  itu dihidangkan sehelai rambut terikut di dalam mangkuk itu. Baginda Rasulullah SAW kemudian meminta kesemua sahabatnya untuk membuat suatu perbandingan terhadap ketiga benda tersebut (Mangkuk yang cantik, madu, dan sehelai    rambut).
   
Abubakar r.a. berkata, "iman itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini,  orang yang beriman itu lebih manis dari madu, dan mempertahankan iman itu lebih susah dari meniti sehelai rambut".
   
Umar r.a. berkata, "kerajaan itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, seorang raja itu lebih manis dari madu, dan memerintah dengan adil itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut".
   
Utsman r.a. berkata, "ilmu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini,  orang yang menuntut ilmu itu lebih manis dari madu, dan ber'amal dengan ilmu yang dimiliki itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut".

Ali r.a. berkata, "tamu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini,  menjamu tamu itu lebih manis dari madu, dan membuat tamu senang sampai  kembali pulang ke rumahnya adalah lebih sulit dari meniti sehelai  rambut".

Fatimah r.ha.berkata, "seorang wanita itu lebih cantik dari sebuah  mangkuk yang cantik, wanita yang ber-purdah itu lebih manis dari madu, dan mendapatkan seorang wanita yang tak pernah dilihat orang lain  kecuali muhrimnya lebih sulit dari meniti sehelai  rambut".
   
Rasulullah SAW berkata, "seorang yang mendapat  taufiq untuk ber'amal adalah lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, ber'amal dengan 'amal yang baik itu lebih manis dari madu, dan berbuat 'amal dengan  ikhlas adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut".
   
Malaikat Jibril AS berkata, "menegakkan pilar-pilar agama itu lebih  cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, menyerahkan diri; harta; dan  waktu untuk usaha agama lebih manis dari madu, dan mempertahankan usaha agama sampai akhir hayat lebih sulit dari meniti sehelai rambut".
   
Allah SWT berfirman, " Sorga-Ku itu lebih cantik dari mangkuk yang  cantik itu, nikmat sorga-Ku itu lebih manis dari madu, dan jalan  menuju sorga-Ku adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut".
   
**Catatan dari Negeri seberang


  


»»  READMORE...

Senin, 12 Desember 2011

Sebuah Ikatan Tak Berwujud

    Mengikat sesuatu adalah salah satu cara agar dapat menguatkan, mengencangkan, memastikan, menenagkan dari keraguan dan lain-lain karena ikatan itu sendiri memiliki makna yang kuat bagi yang mngikatnya.

Macam ragam ikatan menjadi sebuah simpul yang menarik, simpul mati, simpul kursi, simpul laso dan lain-lain, kadang ada ikatan yang sangat carut marut namun sangat mnguatkan, ada juga yang simple dan mudah dilepaskan, tergantung berapa ikatan yang diperlukan untuk mngikat sesuatu.
Namun kali ini saya tertarik degan sebuah ikatan yang telah terikat dan yang sedang saya ikat, tentu saja ini bukan ikatan tali sperti yang saya katakan di awal tadi.

Ikatan bathin antara ibu dan anaknya ini adalah ikatan terkuat menurut saya, walau saya berbicara tanpa data yang valid, namun apa yang saya rasakan dan ibu saya rasakan itu bisa ditangkap, jika ibu saya sakit selalu saja saya menelponnya, tentu saya rasa semua kita memliki ikatan itu, walau terkadang kita kurang peka degan ikatan itu, ikatan yang sudah dimulai sejak dalam rahim ibu, ikatan plasenta yang menyuplai makanan untuk kita ketika janin, namun setelah beda alam, ikatan itu pun berubah bukan berwujud malah menjadi ikatan tak berwujud, mungkin ini adalah wujud dari ikatan bathin mnurut saya. ikatan ini sangat kuat, bisa dirasakan namun terlalu abstrak untuk menggambarnya, jadi jangan heran jika antara ibu dan anak selalu saja ada kontak bathin yang tak dapat dirasakan oleh orang lain :)
Tentu ini juga berlaku pada ayah, walau mungkin ikatan tersebut tak skuat ikatan ibu pada anaknya.

    Ikatan karena hubungan darah juga ikatan kuat menurut saya, namun terkadang kekuatan ikatan itu belum sepenuhnya dapat mengikat, tergantung mereka yang mengikatnya, karena banyak kita temukan bahwa ikatan ini juga bisa lepas, jika ada yang melepasnya, ikatan ini dibentuk dari dua yang saling mengikat bukan satu yang mngikat, jika tanpa kata "saling" maka boleh jadi ikatan ini akan lepas atau bahkan hilang.

    Ada lagi ikatan yang terkadang lebih kuat mnurut saya daripada ikatan sebuah keluarga atau sodara, ikatan bathin antara suami istri, menurut saya ikatan ini adalah ikatan yang sangat tergantung bagi keduanya, kemana dan bagaimana ia mengikat, jika salah mengikat tentu akan berdampak negatif apalagi jika salah satu dari mereka melepaskan ikatan, maka ikatan ini sperti tidak ada apa-apanya, banyak ikatan dan simpul yang dibentuk oleh sepasang suami dan istri dapat melahirkan ikatan-ikatan baru yang menjadi pengokoh atau penguat dari ikatan itu sendiri, ikatan ini tentu belum bisa saya fahami sepenuhnya karena ikatan ini belum saya jalani :)

    Terakhir, saya ingin sedikit merenungi apa itu ikatan cinta dijalan allah, ikatan yang dibentuk tanpa ada rasa pamrih, tanpa rasa harap balasan, ikatan kasih sayang benar-benar karena allah, ikatan ini juga tidak berwujud, bahkan sangat sulit untuk menggambarnya, iapun memliki tingkatan pada setiap insan, tidak semuanya sama, tergantung apa yang ia bangun dan ikat pada tuhannya, saya jadi teringat sebuah kisah sahabat rasulullah Saw, ikatan antara kau muhajirin dan anshar, ikatan yang dibentuk oleh rasulullah dalam madrasah tarbawiyah, ikatan madrasah rasulullah, saya teringat akan kisah Sa'ad bin Rabi' ** yang mungkin jarang kita dengar namanya, beliau adalah sahabat dari anshar yang disaudarakan dengan Abdurrahman bin 'Auf, seorang sahabat yang sangat kaya raya dari kaum muhajirin namun ketika berhijrah tidak membawa bekal apapun kecuali yang dibadannya. lihatlah bagaimana Saad bin Rabi' memberikan apa yang sangat ia cintai, lihatlah bagaimana Saad bin Rabi' mencintai saudaranya, ikatan antara dua sahabat dijalan allah Swt. Demi kecintaan Saad Bin Rabi' kepada saudaranya dan golongan Muhajirin, beliau telah mengatakan kepada Abdul Rahman demikian antara lainnya, "Saudara, ketahuilah bahwa saya adalah seorang Ansar yang banyak harta, dan kiranya saudara sudi, ambillah separuh dari kekayaan saya itu. Saya juga mempunyai dua orang isteri dan kiranya Saudara sudi mana satu antaranya, saya bersedia menceraikannya supaya saudara boleh mengawininya. Mendengarkan kata-kata sahabatnya itu Abdul Rahman Bin Auf seraya menjawab, "Saudaraku, semoga Allah akan memberikan berkat terhadap keluarga dan hartabenda saudara. Janganlah disusahkan tentang din saya ini, yang penting bagi saya ialah kiranya saudara sudi menunjukkan saya jalan menuju ke pasar.

Mereka-mereka inilah yang telah tampak di dunia akan bau surga, contoh seperti mereka lah yang dapat kembali bersama dihari akhir nanti sebagaimana diisyaratkan dalam firman Allah ta’ala,

“الْأَخِلَّاء يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ”.

Artinya: “Teman-teman karib pada hari itu (hari kiamat) saling bermusuhan satu sama lain, kecuali mereka yang bertakwa”. QS. Az-Zukhruf: 67.

   Inilah salah satu contoh dari ikatan di jalan Allah, ikatan karena mahabbah kepadaNya, tidak ada rasa yang melebihi ikatan ini, andaikan saja ikatan ini dapat kita jalani dalam kehidupan kita, niscaya kedamaian ada dalam sanubari setiap manusia. ikatan inilah yang menurut saya harus kita miliki, apalagi ketika kita menjadi ayah bagi anak-anak kita, menjadi suami bagi istri kita, menjadi ibu bagi anaknya menjadi istri ntuk suaminya, karena ikatan mahabbah ini akan melipatgandakan ikatan wijadni lainnya.

Inilah ikatan yang tak berwujud itu, lebih kuat dari ikatan yang ada dan berwujud, ikatan wijdani yang lahir karena mahabbah kepadaNYa,

لاَ يُؤْمِنُ اَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لاَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ . رواه البخارى ومسلم

Tidak beriman salah seorang dari kamu sekalian, sehingga ia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya. (HR. Bukhari dan Muslim)

Ini adalah puncak dari ikatan wijdani yang teragung, semoga kita semkin mampu untuk mencintai saudara kita seperti kita mencintai diri kita, dan semoga kita semakin istiqamah dalam membangun ikatan demi ikatan hingga semkin kuat dalam mahabbahNya. Amin

**Zaid bin Tsabit r.a. menceritakan bahwa pada perang Uhud, Rasulullah Saw menyuruhnya mencari Sa'ad bin Rabi'. Rasulullah Saw berkata, "Kalau kamu bertemu dengannya, sampaikan salamku untuknya dan tanyakan kabarnya."

Zaid menemukan Sa'ad bin Rabi' sedang sekarat karena terkena 70 luka tusukan tombak, sabetan pedang, dan lemparan anak panah. Kemudian Sa`ad berkata, "Katakan kepada Rasulullah bahwa aku benar-benar telah mencium wangi surga. Katakan juga kepada kaumku Anshar agar mereka jangan khawatir jika telah mengikhlaskan diri kepada Rasulullah Saw. dan sesungguhnya mereka telah berada di ujung perjalanan." Akhirnya Sa'ad bin Rabi' menghembuskan nafas terakhirnya. (HR Al-Hakim dan Al-Baihaqi)

Wallahu a'lam

***Tulisan kecil apa yang dirasakan saat ini.
    Ba'da Shubuh, Masakin Saqr Quraiys


»»  READMORE...

Minggu, 11 Desember 2011

Tsamrah Sentul

Jika kita ke pasar, kerap kali menemukan buah sentul (boh Setui) yang mungkin saat ini menjadi buah kelas menegah ke bawah, jangankan dibeli mungkin dilirikpun tidak, karena daya tariknya memang jauh dari standar, bulat dan kuning bahkan terkadang me  "puree" menjadikan statusnya hanya pelengkap penderita dalam rujak, kalau ada, maka hamdalah tidak adapun tidak mengapa..heheh

Tapi tunggu dulu!!  Tsamrah sentul ini akan menarik dan jadi primadona di kampus Oemar Diyan, jika musim tiba, maka ia laksana Justin Bieber (hehe) bagi santriwati dan Nikita Willy bagi santriwan (hehe nyoe lebay bacut beh), selalu dilirik siapapun yang melewatinya, tak kenal siang atau malam, bahkan ada yang mencuri-curi pandang agar bisa menikmatinya..ya..tsamrah sentul OD namanya. Ia akan selalu berbeda dengan milyaran sentul di dunia, karena ia sang primadona.

Saya lupa pastinya, kapan saya pertama sekali makan sentul, tapi saya tak akan pernah lupa dimana pertama kali saya jatuh cinta pada tsamrah sentul, tidak lain tidak bukan hanya di kampung damai saya Oemar Diyan. Tahun 1997, seingat saya ada dua pohon sentul besar yang menjadi payung hidup bagi santri oemar diyan dari sinar matahari yang menyengat dan juga derasnya hujan, pohon pertama dekat sungai putra, samping mess asatiz dan yang kedua ada di depan kantor administrasi saat ini yang telah menjadi saksi bagi ribuan kaki yang mendaftar ke Oemar Diyan. Tentu siapa saja tak akan mampu melupakan pohon kedua ini, ia tegap di depan diwan semi permanen itu , laksana payung raksasa, rimbun daunnya membuat ia semakin berwibawa, tidak kurang dengan kursi dan meja yang saat ini telah di pugar oleh ust Nazarriyadi. Saya yakin jika sentul ini tumbang maka kantor itu ibarat tangan yang hilang jempolnya (ga bisa sms lagi) hehe

Ouupss...saya lupa, ada satu lagi pohon primadona itu tepatnya daerah dapur saat ini, cuma ini kawasan jilbaber jadi kami para pecier jarang kesana apalgi hanya ntuk malirik primadona ini...:). Jadi pohonnya ada 3 ya :D

“Ustaaaadddd.....ana urid sentul...kalimat yang sering dilontarkan mereka yang sudah kelas 3 ke atas, maklum mereka sudah manja dengan ustadnya dan bahasa arabnya juga khalas tsiqah.

Amat disayangkan bagi santri baru, mereka masih takut dengan ust, apalagi yang namanya Ust Ri’ayah. So.. hanya dapat gigit jari and yaqul ila shahibihi...eh, intadhir faqat bakdin lau mafi ustad, narmi bil hajar na’am au maza faqat, al muhim yaskut :D hehee

Adajuga kalangan yang lebih elit, mereka biasanya santri aliyah, tentu mereka sudah hafal jadwal asatiz nya, tidak heran jika mereka lebih banyak mendapatkan sang primadona, dengan berbagai cara. Tentu bagi anda yang pernah makan sentul ini anda akan ingat degan cara apa anda mendapatkanya...:D hehe

Pohon tsamrah sentul selain primadona, menurut saya juga mempunya kekuatan magis, yaa...walaupun sulit dipercaya sih,  tapi tentu ada sebabnya, boleh saja kita teliti kalo buahnya sedikit maka santri yang daftar juga sedikit, kalo buahnya banyak maka santrinya juga banyak, hehe ( lheh betoi lheh han ) :D

                            Ohhh Tsamrah sentul...avacadabra…

Menyedihkan, saya lupa kapan pohon sentul di sungai itu meletakkan jabatannya, mungkin ada teman yang dapat mngingatnya karena ia bagian dari sejarah kita dan kami. Saya lebih suka dengan sentul di samping sungai karena ia lebih akrab dan bersahabat dengan diri saya dan saya rasa semua anggota asrama sabilillah pasti sering meminta bantuannya.
Hal yang menarik untuk dikenan; jika musim sentul datang, maka anda akan selalu mendapatkan santriwan lalu lalang di sungai, bahkan bagun subuhpun sentul dulu sepertinya yang di ingat, hehe (khusus santri baru yang baru jatuh cinta sama ini pohon), sudah pasti pemenangnya adalah mereka yang bangun duluan, tapi nasib juga bisa merubah anda, karena tsamrah sentul; diatas dan untuk semua golongan :D Walaupun tak sempat berphoto-photo dengannya, tapi aku ingin katakan ternyata aku sudah jatuh cinta pada pohon ini...cinta yang kurasakan ketika ia telah menjadi kenangan, cinta yang sulit di artikan :D

Tahun ini sepertinya tidak banyak buahnya, mungkin tsamrah sentulnya sudah bosan berbuah, karena santrinya sudah terbiasa dgn kfc, anggur, melon, durian dll...
Hingga melupakan sang primadona ini, atau ia sudah terlalu tua hingga tidak memancarkan lagi aura kecantikannya, tapi bagi kami yang sempat mencicipinya,  tsamrah sentul ini lebih dari anggur yang ada saat ini, karena sudah terbukti...ntah berapa kali kami makan anggur tapi tetap saja sperti biasa, tapi jika makan sentul maka seluruh memory seakan dibawa kembali berjalan bersama sentul itu.

‘alakullihalllin...tsamrah sentul OD tiada duanya, masing-masing kita memiliki kisah yang berbeda tentunya, tapi saya yakin, tetap saja kita akan mengatakan tsamrah sentul OD emang berbeda...top markotop dalam kenangan.
  
jika anda yang suka sentul...semoga suatu saat nanti, kita adakan reuni akbar dan sentul tersebut juga mau berbuah lagi untuk kita-kita ini, Amin…


»»  READMORE...